Candra P. Pusponegoro saat di Mina’ Jabal ‘Ali Kota Dubai |
Keberadaan bangunan raksasa yang menjulang ke angksa tidak hanya membuat masyarakat setempat di kota ini tertegun, melainkan para turis pun berdecak kagum setibanya di lokasi.
Apabila pembaca belum pernah mengunjungi Dubai, tentunya akan bertanya-tanya dan berimajinasi tentang keberadaan kota ini. Misalnya Burj al Arab atau menara Arab, ini merupakan hotel termewah. Tinggi gedungnya mencapai 321 meter dengan 66 lantai.
Bangunan tertingginya difungsikan sebagai hotel berkelas. Bangunan ini berada di sebuah pulau buatan yang berada 280 meter lepas pantai di Teluk Persia. Burj al Arab dimiliki oleh Jumeirah. Hotel yang terletak di bangunan ini dikategorikan sebagai hotel bintang 7. Untuk biaya sewa kamar per satu malam, harga paling murah yang ditawarkan pihak hotel sekitar US$ 300.
Untuk bisa menikmati hotel ini, seseorang harus memesan kamarnya jauh-jauh hari sebelum kedatangannya. Seseorang yang datang ke hotel tidak bisa melakukan check in mendadak. Lalu jika seseorang ingin sekedar menikmati jamuan makan di hotel ini, reservasi dilakukan tiga hari sebelumnya.
Sekali makan di hotel ini, sedikitnya Anda harus membayar US$ 115. Jika tidak hobi makan, wisatawan pun bisa menyedu kopi manis yang sungguh lezat aromanya. Namun, tidak sedikit biaya untuk dapat menikmati segelas kopi di hotel ini.
Alasannya, sekali memesan kopi bervolume air 200 cc ditawarkan
seharga US$ 95. Item ini merupakan produk termurah yang disajikan
manajemen hotel kepada para tetamunya. Freesia mengatakan, wisata di
Dubai sangat menyenangkan.
Para wisatawan tidak hanya disuguhi obyek wisata berdesain modern, namun juga diajak menikmati wisata gurun pasir, yakni safari traveling.
“Pengunjung akan kami ajak mengelilingi bangunan-bangunan tersohor di Dubai. Mulai dari Burj al Arab, Burj Khalifa, Gold Souq (pasar emas), mall of the Emirates, Dubai mall, dan gedung terpopuler lainnya.
Jika ingin wisata ke pantai, bisa datang ke Palm Jumeriah, Dubai Marina, atau Dune Bashing,” ujar Freesia, guide dari Gulf Circle tours Dubai yang menemani penulis selama di Dubai, Kamis (27/2/2013) dan Jumat (28/2/2013).
Selain Burj al Arab, lanjut wanita asal Filipina, umumnya wisatawan diajak mengunjungi Pantai Jumeirah. Lokasi ini paling terkenal di Dubai. Pantainya membentang hingga 7 kilometer, dibagi menjadi tujuh pantai. Setiap pantai membentang dengan panjang berkilo-kilometer.
Sedangkan dua pantai menyatu atau bertemu di Jumeirah Park dan Wild Wadi. Termasuk keberadaan Burj Khalifa. Ini merupakan contoh arsitektur tertinggi di Dubai dan sangat menakjubkan. Tinggi menaranya 153 lantai dan nyaris ‘menyentuh’ ujung langit Kota Dubai.
Di bangunan ini tersedia ruang untuk hotel, ruang kantor, hunian apartemen, kolam renang, atau yang lainnya dengan fasilitas-fasilitas kemewahan.Selain itu, destinasi wisata lainnya adalah Gold Souq atau pasar emas. Lokasi ini menjadi tempat idaman yang paling terkenal di dunia.
Masyarakat menyebut daerah ini dengan “Tanah Emas”. Sebab, pasar yang didirikan baris-berbaris dan berjajar rapi. Seluruh pedaganganya menjajakan emas dengan kadar karat yang berbeda-beda. Tidak ketinggalan, keberadaan mall of the Emirates.
Sebuah pusat perbelanjaan di Dubai yang sangat luas. Mall ini merupakan mall terbesar kedua di wilayah Timur Tengah. Di sini, ada komplek pertokoan yang dibangun di atas tanah seluas 2.400.000 meter persegi. Untuk belanja di sini, seseorang membutuhkan waktu sedikitnya tiga hari.
“Saya tak bisa membayangkan jika harus menghabiskan waktu berbelanja di sini. Jujur saya tak sanggup,” ujar Pachrul Rozi, teman satu rombongan yang ikut dalam program acara ini.
Dessert Safari Tours
Dubai merupakan kota berkembang tercepat di dunia. Selain menjadi kota metropolitan yang super sibuk, wisatawan yang berkunjung di sini tidak hanya disuguhi wisata dan bangunan modern saja.
Akan tetapi mereka juga diajak menikmati seni budaya tempatan yang menakjubkan. Salah satunya wisata di gurun pasir (dune bashing) di daerah Mina’ Jabal ‘Ali.
Sebelum rombongan berjumlah 45 bertolak ke lokasi ini, manajemen Gulf Circle Tours menyediakan 7 unit mobil Toyota Land Cruiser terbaru. Perjalanan dari tempat penginapan Traders Hotel selama 45 menit. Satu mobil diisi maksimal 6 orang peserta. Sehingga total penumpang dalam mobil berjumlah 7 orang (plus sopir).
Jumat (28/2/2013) pukul 15.30 waktu setempat perjalanan safari tours dimulai. Selama dalam mobil, pengemudi menginjak gas hingga jarum speedometer menunjuk ke angka 140 km/jam.
Dalam perjalanan ini, kondisi samping kanan atau kiri hanya terhampar tanah kosong tak bertuan. Di ujung pandangan terlihat gunung-gunung cadas yang terjal. Kondisi jalan rayanya sangat halus dan datar. Pengemudi terus menancap gas hingga waktu yang dijanjikan selama 45 menit tercapai.
Sebelum merangsek ke gurun pasir yang gersang dan tandus, sopir mengingatkan kepada para penumpang agar mengenakan sabuk pengamanan dengan baik. Sebab medan yang akan dilalui cukup curam dan berbahaya.
Sambil membenahi sabuk pengaman dan memosisikan tempat duduk, sopir turun sejenak. Keempat ban mobil dikempeskan menjadi separuh. Alasannya, jika tekanan ban terlalu kuat, roda bisa selip dan terguling.
Untuk itu, roda distel dalam kondisi setengah kempes agar kestabilan dan keseimbangan di gurun pasir tetap terjaga.
“Dikempesin ini supaya seimbang dan tidak slip selama melaju di gurun pasir,” ujar Muhammad, sopir khusus wisata dune bashing saat memberikan penjelasan kepada para penumpang.
Let’s go! Seluruh mobil melaju di gurun pasir yang kering. Bukit-bukit yang ada di depan langsung diterjang tanpa ampun. Mobil pun zig-zag dengan leluasa.
Miring ke kanan, miring ke kiri, dan hampir terguling. Namun di luar dugaan, meski melaju di atas kecepatan 100 km/jam dan melewati bukit-bukit, mobil tetap seimbang. (Candra P. Pusponegoro reports from Dubai City, United Arab Emirates, in middle February 2013)
Para wisatawan tidak hanya disuguhi obyek wisata berdesain modern, namun juga diajak menikmati wisata gurun pasir, yakni safari traveling.
“Pengunjung akan kami ajak mengelilingi bangunan-bangunan tersohor di Dubai. Mulai dari Burj al Arab, Burj Khalifa, Gold Souq (pasar emas), mall of the Emirates, Dubai mall, dan gedung terpopuler lainnya.
Jika ingin wisata ke pantai, bisa datang ke Palm Jumeriah, Dubai Marina, atau Dune Bashing,” ujar Freesia, guide dari Gulf Circle tours Dubai yang menemani penulis selama di Dubai, Kamis (27/2/2013) dan Jumat (28/2/2013).
Selain Burj al Arab, lanjut wanita asal Filipina, umumnya wisatawan diajak mengunjungi Pantai Jumeirah. Lokasi ini paling terkenal di Dubai. Pantainya membentang hingga 7 kilometer, dibagi menjadi tujuh pantai. Setiap pantai membentang dengan panjang berkilo-kilometer.
Sedangkan dua pantai menyatu atau bertemu di Jumeirah Park dan Wild Wadi. Termasuk keberadaan Burj Khalifa. Ini merupakan contoh arsitektur tertinggi di Dubai dan sangat menakjubkan. Tinggi menaranya 153 lantai dan nyaris ‘menyentuh’ ujung langit Kota Dubai.
Di bangunan ini tersedia ruang untuk hotel, ruang kantor, hunian apartemen, kolam renang, atau yang lainnya dengan fasilitas-fasilitas kemewahan.Selain itu, destinasi wisata lainnya adalah Gold Souq atau pasar emas. Lokasi ini menjadi tempat idaman yang paling terkenal di dunia.
Masyarakat menyebut daerah ini dengan “Tanah Emas”. Sebab, pasar yang didirikan baris-berbaris dan berjajar rapi. Seluruh pedaganganya menjajakan emas dengan kadar karat yang berbeda-beda. Tidak ketinggalan, keberadaan mall of the Emirates.
Sebuah pusat perbelanjaan di Dubai yang sangat luas. Mall ini merupakan mall terbesar kedua di wilayah Timur Tengah. Di sini, ada komplek pertokoan yang dibangun di atas tanah seluas 2.400.000 meter persegi. Untuk belanja di sini, seseorang membutuhkan waktu sedikitnya tiga hari.
“Saya tak bisa membayangkan jika harus menghabiskan waktu berbelanja di sini. Jujur saya tak sanggup,” ujar Pachrul Rozi, teman satu rombongan yang ikut dalam program acara ini.
Dessert Safari Tours
Dubai merupakan kota berkembang tercepat di dunia. Selain menjadi kota metropolitan yang super sibuk, wisatawan yang berkunjung di sini tidak hanya disuguhi wisata dan bangunan modern saja.
Akan tetapi mereka juga diajak menikmati seni budaya tempatan yang menakjubkan. Salah satunya wisata di gurun pasir (dune bashing) di daerah Mina’ Jabal ‘Ali.
Sebelum rombongan berjumlah 45 bertolak ke lokasi ini, manajemen Gulf Circle Tours menyediakan 7 unit mobil Toyota Land Cruiser terbaru. Perjalanan dari tempat penginapan Traders Hotel selama 45 menit. Satu mobil diisi maksimal 6 orang peserta. Sehingga total penumpang dalam mobil berjumlah 7 orang (plus sopir).
Jumat (28/2/2013) pukul 15.30 waktu setempat perjalanan safari tours dimulai. Selama dalam mobil, pengemudi menginjak gas hingga jarum speedometer menunjuk ke angka 140 km/jam.
Dalam perjalanan ini, kondisi samping kanan atau kiri hanya terhampar tanah kosong tak bertuan. Di ujung pandangan terlihat gunung-gunung cadas yang terjal. Kondisi jalan rayanya sangat halus dan datar. Pengemudi terus menancap gas hingga waktu yang dijanjikan selama 45 menit tercapai.
Sebelum merangsek ke gurun pasir yang gersang dan tandus, sopir mengingatkan kepada para penumpang agar mengenakan sabuk pengamanan dengan baik. Sebab medan yang akan dilalui cukup curam dan berbahaya.
Sambil membenahi sabuk pengaman dan memosisikan tempat duduk, sopir turun sejenak. Keempat ban mobil dikempeskan menjadi separuh. Alasannya, jika tekanan ban terlalu kuat, roda bisa selip dan terguling.
Untuk itu, roda distel dalam kondisi setengah kempes agar kestabilan dan keseimbangan di gurun pasir tetap terjaga.
“Dikempesin ini supaya seimbang dan tidak slip selama melaju di gurun pasir,” ujar Muhammad, sopir khusus wisata dune bashing saat memberikan penjelasan kepada para penumpang.
Let’s go! Seluruh mobil melaju di gurun pasir yang kering. Bukit-bukit yang ada di depan langsung diterjang tanpa ampun. Mobil pun zig-zag dengan leluasa.
Miring ke kanan, miring ke kiri, dan hampir terguling. Namun di luar dugaan, meski melaju di atas kecepatan 100 km/jam dan melewati bukit-bukit, mobil tetap seimbang. (Candra P. Pusponegoro reports from Dubai City, United Arab Emirates, in middle February 2013)
No comments:
Post a Comment