Candra bersama Emha dan Novia saat berdiskusi tentang bekam. |
Terjadinya gangguan fungsi seks (disfungsi seksual) seperti
impotensi, frigiditas, kemandulan (infertilitas) atau lainnya merupakan
persoalan yang menakutkan pasangan suami istri.
Itulah sebabnya ketika kenikmatan ranjang menunjukkan tanda-tanda bermasalah maka secepatnya harus dicari jalan keluarnya. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan seksual.
Umumnya, penyebab ini selalu dikaitkan dengan faktor medis dan psikologis. Misalkan, menyangkut ketahanan (kekebalan) tubuh seseorang yang disebabkan pola makan, pola tidur, dan gaya hidup.
Apabila ketahanan tubuh berkurang maka terjadilah penurunan kualitas dan kuantitas seks. Begitu juga faktor lain yang menyertainya.
Walau demikian, ada faktor lain yang ikut memengaruhi kenikmatan ranjang, yakni akibat faktor gaib.
Dari pengalaman saya menangani pasien sejak tahun 2000 lalu, rata-rata pasien mengemukakan bahwa gangguan seks tidak selalu berkaitan dengan faktor medis dan psikologis.
Mereka yakin hal itu akibat dari pengaruh gaib atau sihir. Ini dibuktikan dengan hasil rekam medis pasien yang normal dan tidak mengalami masalah.
“Hasil tes medis kami normal, tidak ada tumor, kanker, atau abnormal lainnya. Tapi rasanya ada semacam gangguan non medis yang kita rasakan. Tentu saja ini sangat memengaruhi hubungan seksualitas kami,” ujar pasien kepada saya beberapa waktu lalu.
Gangguan Gaib atau Sihir
Loyo atau ketidaknyamanan dalam hubungan asmara seseorang bukan hanya karena faktor medis. Peningkatan pengaruh gaib secara perlahan jika tidak segera diusir dapat berujung pada keretakan rumah tangga. Sihir menyebabkan keharmonisan rumah tangga seseorang terganggu.
Contohnya begini, seorang istri yang frigid (dingin) cenderung menjauhi hal-hal yang bersifat seksual. Atau sebaliknya, suami yang impotensi. Hal ini tentunya menyebabkan suami dan istri uring-uringan.
Bagaimana membedakan gangguan hubungan badan akibat pengaruh gaib atau sihir? Meneliti dan menelaah yang diakibatkan pengaruh gaib tidak mudah. Sepintas penyakit itu menyerupai gelaja-gejala faktor medis dan psikologis semata.
Tetapi begini, dari pengalaman saya menghadapi pasien, ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh gaib ini bisa diterima dengan akal sehat. Tentu saja kejadian ini mengejutkan suami atau istri yang bersangkutan.
Dalam proses pengobatan, saya melakukan upaya mengeluarkan jin melalui bekam dan ruqyah. Setelah jin berhasil dikeluarkan, pasien merasakan kesadaran yang utuh dan mereka mengklaim ada sesuatu yang lenyap dari badannya.
Setelah beberapa hari diruqyah dan bekam, jin yang tinggal dan mengganggu alat reproduksi musnah. Apa indikasinya? Dari pengalaman mereka yang sudah sembuh, sebelum dan sesudah dibekam dan ruqyah, perbedaannya sangat signifikan. Seperti ringan, nyaman, dan harmonis.
Contoh konkretnya begini, biasanya dalam sebulan mereka hanya melakukan hubungan sekali atau dua kali. Namun setelah diobati, mereka lebih aktif melakukannya.
Bahkan tidak hanya itu, mereka yang selama ini mengalami sulit keturunan (mandul) bisa segera mendapatkan momongan. Tentu saja kita harus melihat seberapa besar pengaruh kekuatan jin yang mengganggu dalam dirinya.
Insya Allah dan atas izin Allah, beberapa kali melakukan pengobatan dengan cara ini, seseorang bisa sembuh dan penyakitnya.
Darah dengan Jin
Dalam riwayat hadis Sofiah binti Huyai RA, ia berkata: Pada suatu malam ketika Nabi Muhammad sedang beriktikaf, aku datang menghampiri baginda (rasul). Setelah puas berbincang-bincang dengan baginda, akupun berdiri untuk pulang.
Rasulullah ikut berdiri untuk mengantarku. Tempat tinggal Sofiah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba datang dua orang Anshar.
Ketika mereka melihat Nabi Muhammad, mereka mempercepatkan langkahnya. Lalu Nabi Muhammad bersabda: “Perlahankanlah langkahmu. Sesungguhnya ini adalah Sofiah binti Huyai”.
Kedua orang Anshar itu lalu berkata, “Maha suci Allah, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setan (jin) itu berjalan pada aliran darah manusia Sebenarnya aku khawatir ada tuduhan buruk atau yang tidak baik dalam hati kamu berdua”.
Hadis ini shahih dalam riwayat Bukhari dalam Kitab I’tikaf hadis nomor 1894, 1897, 1898, hadis Muslim dalam Kitab Salam hadis nomor 4041, hadis riwayat Abu Dawud nomor 4342, dan Ibnu Majah dalam Kitab Puasa nomor 1769).
Ternyata jin bisa keluar masuk dalam tubuh kita dengan sekehendak hatinya. Mereka (jin) bisa tinggal di mana saja dalam jaringan urat darah kita yang mereka kehendaki, padahal kita tidak pernah merasakan keberadaan mereka.
Kita tahu bahwa secara non medis gangguan gaib ini nyata adanya. Sungguh dengan dikeluarkan darah berracun dari tubuh, yakni dengan cara penggoresan permukaan kulit (kop) tempat jin dalam tubuh rontok seketika.
Jadi terapi oksidan merupakan kombinasi cara pengobatan Nabawi dengan cara medis modern sesuai dengan hadis Rasulullah: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah dengan al hijamah (bekam)" (HR. Bukhari Muslim).
Ada pengalaman pasien saya saat kenikmatan ranjangnya mengalami gangguan. Dia (pasien) ini menemui seorang spiritualis atau “orang pintar” yang memberinya sebuah bacaan zikir yang harus diamalkan dirinya dan istrinya.
Sebulan setelah mengamalkan bacaan tersebut, aktivitas persetubuhan keduanya mulai membaik. Tetapi pada hari-hari berikutnya, aktivitas meningkat di luar batas kewajaran.
Bukan hanya dirinya menjadi hiperseks, tetapi juga isterinya. Padahal usia pasutri itu sudah setengah abad.
Hingga suatu hari, seorang rekannya yang memiliki kemampuan supranatural datang bertamu ke rumahnya. Tiba-tiba rekannya itu menegur dirinya dengan kata-kata pedas. “Saya dituduh memelihara dua jin,” ujar pasien itu menirukan perkataannya.
Menurutnya, kedua jin berlainan jenis itu dikenal gemar melakukan hubungan seks. Setelah ditelusuri, jin tersebut merupakan khodam (penjaga) dari bacaan yang diamalkan tersebut.
Menurut pasien saya, kenikmatan ranjang yang didapatkan hanya semu dan akibat pengaruh kekuatan jin. Setelah saya bekam dan ruqyah, sejak saat itu, mereka tidak bersedia lagi membaca amalan untuk meningkatkan kenikmatan ranjang.
No comments:
Post a Comment